Bagaimana Agar Tidak Tersesat Saat Mendaki Gunung?

Bagaimana Agar Tidak Tersesat Di Gunung

     Banyak termakan korban saat pendakian dilakukan. Hal ini bermula dari kecerobohan seorang pendaki itu sendiri. Selain bermula dari kecorobohan, juga berawal dari yang namanya tersesat. Ya, banyak sekali pendaki yang tersesat. Dan yang lebih mengerikan, mereka tersesat lalu tidak bisa kembali lagi. Alias hilang di telan gunung. Adapun faktor tersesat sendiri diantarnya:
  • Pendaki tidak melewati jalur resmi.
  • Pendaki tidak mengenal medan/tempat dan tidak didampingi seorang guide.
  • Terjadi cuaca yang sangat ekstrim sehingga membuat pendaki tidak mengenali jalur pendakian.
  • Terpisah dari rombongannya.
  • Terlalu panik, atau tidak dapat berpikir dengan sehat akibat kelaparan, dehidrasi, kedinginan atau selainnya.

     Tersesat saat mendaki gunung juga merupakan momok paling menakutkan untuk para pendaki, terlebih pendaki amatiran. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, beriku Pendaki-Hemat memaparkan cara agar kamu tidak tersesat:

1. Kenali jalur dulu. Tak kenal maka tersesat, itu singkatnya, mengerikan sekali bukan? Kalau belum kenal dengan jalur, maka ajaklah teman yang sudah mengenal jalur itu. Atau sewalah guide yang berpengalaman pada jalur itu.

2. Jika teman tidak bisa diajak, dan guide sendang pada istirahat, maka gunakanlah IMPK (ilmu medan peta kompas) atau yang lebih canggih seperti GPS. 

3. Ingat, jangan coba-coba membuka jalur baru jika memang tidak mengenal medan, dan tidak punya pengalaman ber-survival.

4. Ikuti jalur resmi. Yang mana memiliki pos atau shelter disepanjang jalur pendakian.


     Namun, jika kamu terlanjur tersesat saat mendaki (naudzubillah) maka yang harus dilakukan adalah: 

1. Segera gunakan teknik 'STOP' yaitu sit, thinking, observation, planning. Duduklah segera hingga merasa tenang, lalu berpikirlah dengan jernih, kemudian lakukanlah observasi terhadap lingkungan sekitar, lalu lakukan perencanaan yang matang untuk kembali ke jalan yang benar/resmi.

2. Manajemen logistik dan peralatan lain, seperti senter,HP, air mineral dll. Hemat energi dan hemat tenaga itu penting.

3. Hendaknya menarik diri ke jalan yang sebelumnya jika masih bisa dikenali.

4. Carilah tempat tinggi untuk melihat medan dengan mudah. Ingat, jangan turun kesembarang tempat, karena jurang menggangga dimana-mana.

5. Apabila kondisi sekitar sendang berkabut/gelap (malam), carilah tempat istirahat yang aman. Beristirahatlah selagi badan masih belum terlalu lemah. Sekaligus mengumpulkan energi buat keesokan hari, untuk mencari jalur yang benar. 

6. Carilah tanda-tanda kehidupan manusia, seperti sampah pelastik. Jika anda menemukannya, itu tanda anda sudah berada dekat jalur pendakian. 

7. Namun jika kamu tidak bisa berjalan lagi, panggilah bantuan segera. Gunakan peluit, atau berteriaklah seperti binatang (suaranya: "kiiuw, kiuuww") atau gunakan asap sebagai sinyal darurat.
8. Adapun kalau terpaksa untuk berjalan kembali, tinggalkan tanda atau jejak. seperti mengikat tali dipohon yang mudah dipandang.

9. Dengarkan suara-suara yang menandakan kamu dekat dengan jalur yang benar. Misalnya suara adzan.

10. Lakukan tindakan survival. Jangan panik dan tetaplah tenang. Semangatlah untuk bisa keluar hidup-hidup. Jangan lupa banyaklah berdoa kepada Allah A'zza wajall. Ini penting, karena Allah-lah pemilik gunung yang kokoh itu, dan Allah maha penolong lagi maha bijaksana.

     Jadilah pendaki yang berpikiran jernih. Dan berdoalah sebelum melakukan pendakian. Doa itu senjata, sekalipun gunung itu meledak, kalau Allah takdirkan kamu yang sedang mendaki selamat, maka selamatlah.

     Dan ingatlah, dalam pendakian gunung itu, yang namanya puncak adalah bonusnya. Sedangkan tujuan utamanya adalah keselamatan, bisa kembali pulang kerumah dengan selamat.

     Semoga artikel dari Pendaki-Hemat ini bermanfaat. Wassalamualaikum.
Latest
First